Konseling Pranikah untuk Mengurangi Risiko Perceraian, Kok Bisa?

Konseling pranikah merupakan salah satu cara untuk mengurangi risiko perceraian. Bagaimana dan mengapa? Pada artikel ini akan kami jelaskan secara rinci betapa penting konseling tersebut.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik merangkum jumlah perceraian di Indonesia sebesar 463.654 dari 1.577.255   pernikahan. Sedangkan di tahun 2024, meski turun, tingkat perceraian masih tergolong tinggi yaitu 394.608 dari 1.478.302 pernikahan.

Fakta tersebut menunjukkan satu dari lima pernikahan berakhir dengan perceraian. Alasannya beragam, mulai dari yang tertinggi sampai terendah antara lain: perselisihan/pertengkaran, faktor ekonomi, dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Nah intinya, konseling sebelum menikah itu merupakan langkah preventif (pencegahan) agar kehidupan baru setelah pernikahan terhindar dari perceraian.

Memang benar kita tidak bisa menghilangkan ombak di lautan, namun kita bisa memperkuat perahu yang digunakan agar tidak terbalik.

Perahu tersebut adalah bahtera rumah tangga, ombak adalah gelombang ujian. Cara memperkuat perahu alias bahtera itu salah satunya dengan konseling pranikah.

Orang bijak juga mengatakan, sebesar apa pun ombaknya jangan pernah lompat dari kapal.

 

Apa Itu Konseling Pranikah?

Tentu, Anda dapat sangsi dan ragu-ragu, kemudian mempertanyakan, apakah benar konseling sebelum menikah benar-benar bisa mengurangi perceraian?

Mari kita bahas satu per satu.

 

1. Pengertian Konseling Pranikah

Konseling pranikah (premarital counseling) adalah bimbingan dan penyuluhan dalam bentuk psikoterapi untuk kedua calon mempelai dengan tujuan mempersiapkan fondasi emosional dan psikologis serta menemukan solusi dalam setiap permasalahan rumah tangga.

Bimbingan konseling pernikahan ini umumnya dalam bentuk kelas-kelas di tempat ibadah sesuai dengan masing-masing agama calon pengantin. Selain itu, fasilitas kesehatan seperti Puskesmas atau tempat penyelenggara lain yang ditunjuk juga menyediakannya.

Konseling ini dikenal juga dengan istilah lain, contohnya Bimbingan Perkawinan (Bimwin), Bimbingan Pranikah, atau Terapi Pasangan.

Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Bimas Islam No. 2 Tahun 2024, setiap calon pengantin wajib mengikuti Bimwin di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan sebagai salah satu syarat administrasi mendaftar pernikahan di KUA.

 

2. Tujuan Konseling Pranikah

Dengan mengikuti konseling sebelum menikah, harapannya berbagai tujuan positif berikut dapat tercapai.

  • Menyelaraskan harapan dan nilai-nilai dalam pernikahan, contohnya soal gaya hidup, peran dalam rumah tangga, pembagian tanggung jawab, tujuan hidup, dan sebagainya.
  • Membangun komunikasi yang sehat antara suami-istri, yaitu komunikasi yang jujur, terbuka, dan empati untuk mencegah kesalahpahaman di masa depan.
  • Mengasah keterampilan menyelesaikan konflik secara sehat dan tidak merusak/merugikan. Menikah dalam Islam adalah ibadah seumur hidup, sehingga ujian, cobaan, dan konflik dalam pernikahan niscaya ada.
  • Menyusun finansial dan keuangan masa depan, mengingat faktor ekonomi menjadi salah satu penyebab terbesar perceraian.
  • Edukasi terkait kesehatan reproduksi dan seksual, ini bukan teori biologi saja, Anda akan praktik sungguh-sungguh nantinya.
  • Mempersiapkan fondasi emosional dan psikologis untuk menjalani kehidupan berumah tangga.
  • Sebagai bentuk keseriusan calon pasangan itu sendiri sebelum menikah.

Setiap tujuan yang tercapai, berarti juga mengurangi risiko perceraian. Meski ada masalah kemudian, setiap pasangan dapat menyelesaikan dengan solusi yang solutif.

 

3. Siapa yang Perlu Mengikuti Konseling Ini?

Perhatikan bahwa, konseling ini bukan hanya untuk pasangan yang bermasalah (seperti kesan Bimbingan Konseling di sekolah), melainkan sebagai langkah preventif dan proaktif untuk setiap calon menghadapi kehidupan pernikahan yang langgeng berbahagia.

Jadi, konseling pranikah itu adalah bimbingan dan penyuluhan yang bertujuan untuk mempersiapkan fondasi emosional dan psikologis serta menemukan solusi dalam setiap permasalahan rumah tangga dan dilakukan oleh setiap calon pasangan.

 

Konseling Pranikah untuk Mengurangi Risiko Perceraian

Banyak orang mengira cinta saja cukup untuk mempertahankan pernikahan, padahal kenyataannya, cinta tanpa pemahaman dan komunikasi yang sehat justru mudah rapuh, di sinilah peran konseling sebelum nikah menjadi krusial.

Konseling ini adalah bekal penting bagi setiap calon pengantin sebelum memasuki bahtera rumah tangga. Dalam sesi ini, pasangan dibantu untuk mengenali lebih dalam karakter masing-masing, menyelaraskan nilai dan harapan, serta mempelajari keterampilan komunikasi dan penyelesaian konflik.

Ini bukan soal mencari tahu siapa yang salah atau benar, tetapi bagaimana keduanya bisa menjadi tim yang solid menghadapi berbagai tantangan hidup bersama.

Salah satu penyebab utama perceraian adalah perselisihan atau pertengkaran. Banyak pasangan yang tidak pernah benar-benar membahas hal mendasar seperti pengelolaan keuangan, peran dalam rumah tangga, atau pandangan terhadap kehidupan.

Sesi kelas konseling menyediakan ruang aman untuk membicarakan hal-hal tersebut secara terbuka, dengan bimbingan dari konselor profesional yang netral dan berpengalaman.

Tak hanya itu, sesi ini juga membantu mendeteksi potensi konflik yang mungkin muncul di masa depan. Ketika pasangan menyadari sejak awal bahwa perbedaan adalah hal yang wajar dan bisa dikelola, mereka akan lebih siap menghadapi gesekan tanpa harus saling menyalahkan.

Dengan kata yang lebih sederhana, konseling sebelum nikah bukan hanya cara mencegah perceraian, melainkan juga meningkatkan kualitas hubungan dan kebahagiaan dalam pernikahan itu sendiri.

 

Apa Saja yang Dibahas dalam Konseling Pranikah?

Agar lebih ringkas, berikut pembahasan umum dalam sesi atau kelas konseling yang akan dibahas.

  1. Komunikasi yang sehat
  2. Resolusi dan mengelola konflik
  3. Pengelolaan keuangan/finansial
  4. Edukasi pernikahan, reproduksi, dan seksual
  5. Eksplorasi untuk meningkatkan kebahagiaan

Catatan: setiap pasangan itu spesial dan unik, jadi persoalan pembahasan dalam sesi konseling seringkali berbeda. Setiap orang memiliki jalan hidup yang mustahil sama dengan orang lainnya.

Cara Mengikuti Konseling Pranikah

Sebenarnya, cara mengikuti konseling sebelum menikah itu mudah, mengingat ini menjadi program wajib Bimwin dan secara resmi diselenggarakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) melalui KUA di setiap kecamatan.

Jadi, untuk mengikutinya tinggal mendaftar di kantor KUA tempat calon pengantin akan menikah. Peserta bisa mengikuti secara online maupun offline, dengan materi yang disampaikan oleh Kemenag, konselor, penyuluh agama, hingga tenaga kesehatan reproduksi.

Selain di KUA, Anda dapat mendaftar untuk mengikuti konseling di lembaga swasta, organisasi keagamaan, atau konsultan profesional. Setiap tempat memiliki sistem pelaksanaan dan metode pendaftaran yang berbeda-beda.

 

Saran Pertanyaan dalam Sesi Konseling Pranikah

Mengutip dari bridestory, berikut beberapa pertanyaan yang sebaiknya Anda tanyakan ke pasangan untuk mendapatkan gambaran kehidupan rumah tangga setelah menikah.

  1. Apakah makna pernikahan untukmu?
  2. Apakah pernikahan ini ingin memiliki anak atau tidak?
  3. Jika memiliki anak, bagaimana membagi tanggung jawab mengurusnya?
  4. Bagaimanakah keuangan rumah tangga akan diatur?
  5. Di manakah kita akan tinggal setelah menikah?
  6. Bagaimanakah mengatur hubungan dengan keluarga besar?
  7. Bagaimana kamu menggambarkan kebutuhan seks?
  8. Bagaimanakah peran agama dalam rumah tangga?
  9. Apakah yang dilakukan jika terjadi perselingkuhan?
  10. Ketika konflik terjadi, bagaimanakah strategi komunikasinya?

 

Akhir Kata, Menikah Adalah Kedewasaan

Menikah bukan hanya soal cinta dan momen indah di pelaminan, menikah merupakan komitmen seumur hidup yang membutuhkan kedewasaan, kesiapan mental, emosional, dan keterampilan yang nyata.

Di sinilah konseling ini memainkan peran penting sebagai bekal berharga untuk mengenal pasangan lebih dalam, mempersiapkan diri menghadapi tantangan, serta membangun fondasi yang kuat sebelum memulai hidup bersama.

Jadi, jika Anda dan pasangan sedang merencanakan pernikahan, jangan anggap konseling pranikah sebagai formalitas semata. Ini ibaratnya investasi penting karena pernikahan yang bahagia dan langgeng tak hanya dibangun dengan cinta, melainkan juga dengan kesiapan, kesadaran, dan kerja sama yang matang.

Sekali lagi perlu kami katakan, sebesar apa pun ombaknya jangan pernah lompat dari kapal.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top