Sesungguhnya saat yang tepat utnuk dapat memulai menangani masalah-masalah dalam pernikahan dan keluarga adalah sebelum masalah itu sendiri timbul. Secara ideal, persiapan pernikahan dimulai ketika seorang individu masih berada pada masa kanak-kanak. Jikalau orangtuanya mempunyai hubungan yang baik sebagai suami-istri, tentu anak-anak tersebut akan belajar membangun pernikahan yang baik di kemudian hari.
Apapun yang anak-anak pelajari dari rumah tangga atau keluarga akan mempengaruhi sikap hidup di kemudian hari. Banyak pasangan menghadapi hari pernikahan mereka dengan perasaan campur aduk antara keinginan yang meluap-luap dan keragu-raguan. Dengan menolong keluarga keluarga untuk dapat menjadi model bagi anak-anak mereka, maka itu memberikan sumbangan yang sangat berharga untuk suksesnya pernikahan-pernikahan yang akan datang.
TUJUANÂ KONSELINGÂ PRA-NIKAH :
Konseling Pra-Nikah bertujuan untuk mempersiapkan dan menolong individu, pasangan-pasangan bahkan kadang-kadang anggota keluarga yang lain untuk menciptakan suasana pernikahan yang bahagia. Seperti halnya dengan pencegahan penyakit yang dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit dan menjaga kesehatan tubuh, demikian juga dengan bimbingan persiapan pernikahan. Konseling Pra-Nikah diharapkan untuk dapat mencegah timbulnya kesulitan dalam pernikahan dan kehidupan rumah tangga, di samping tentunya untuk menolong membangun hubungan pernikahan yang sehat dan memuaskan.
Ada 5 tujuan dalam Konseling Pra-Nikah :
1. Keputusan untuk siap menikah.
Walaupun tidak rumusan yang tepat kapan seseorang siap untuk menikah, tetapi ada beberapa petunjuk umum yang dapat diperhatikan :
- Alasan untuk menikah.
- Latar belakang.
- Usia
- Sikap terhadap pernikahan.
- Pengaruh dari luar.
- Kematangan spiritual.
2. Tahu dan siap menghadapi tekanan-tekanan dalam kehidupan pernikahan.
Dua orang dengan latar belakang berbeda dan pengalaman berbeda, tentunya menghadapi banyak hal yang harus disesuaikan. Jikalau tekanan-tekanan dalam kehidupan pernikahan sudah dipersiapkan untuk sama-sama dihadapi, tentu penyesuaian diri akan menjadi lebih mudah.
3. Bimbingan untuk mengenal diri sendiri.
Dalam pernikahan, kemampuan untuk dapat melihat dengan jujur keadaan diri kita sendiri adalah modal yang paling utama.
Ini akan sangat menolong apabila masing-masing pasangan menyadari akan kelemahan dan kelebihannya sendiri secara terbuka mengutarakan prinsip-prinsip dan pengharapan-pengharapannya sambil melihat tanggapan dari pasangannya.
Penilaian terhadap diri sendiri yang seperti ini dapat menolong pasangan yang akan menikah untuk berkomunikasi dengan lebih efektif, bahkan dapat menolong suami/istri bila problema-problema seperti ini muncul di masa-masa mendatang.
4. Merencanakan pernikahan dengan baik.
Konselor Kristen dapat membantu calon pasangan untuk mengerti  perencanaan proses pernikahan agar bisa dibicarakan serta disiapkan jauh-jauh hari sebelumnya.